Prologue
– The Awakening
(Ledakan
besar)
“BOOM!!”,
“
KRAAK....!!” “GUBBRAA...KK!” sebuah peti bersimbol lambang kebudayaan Mesir
kuno jatuh ke tanah di sebuah penggalian situs kuno.
“Tuan,
kami berhasil menemukannya!”
teriak
seorang pekerja. Sambil membawa peti tadi ke depan seorang pemuda kaya yang
mendanai penggalian itu.
Pemuda
itu membuka peti, dan mengambil sebuah benda di dalamnya,
“Akhirnya!
Kudapatkan Millenium Spellbook! Bangkitlah ingatan AEONS..!! Bersama
bangkitnya Millenium Items!”
Kegelapan
memancar dari benda itu membuat semua orang di penggalian dan bahkan di
kota-kota sekitarnya terhisap dalam kegelapan.
(Blackout)
Analog
Domino City, pusat dari dunia Yugioh, tiap orang bertarung menggunakan monster,
sihir dan perangkap untuk mempertaruhkan harga diri mereka. Ada kepercayaan
dimana saat dunia dibangun dunia dikuasai lima makhluk penguasa yang lebih kuat
dari apapun, bernama AEONS mereka yaitu: Altima, Iltima, Ultima, Eltima,
Oltima, yang semuanya memiliki kekuatan tanpa batas yang menguasai elemen dan ingatan
mereka tersimpan dalam Millenium Spellbook kunci menuju Millenium Items. Mereka dipercaya terus hidup dari masa ke masa
bersemayam pada masing-masing kartu Yugioh. Tanpa manusia ketahui wujud yang
mereka pilih ada dalam kartu-kartu. Dan manusia yang terpilih untuk menjadi
wakil mereka dinamakan Heralds. Dan mereka selalu bertarung untuk menunjukkan
kekuatan mereka atas dunia melalui para Heralds. Millenium items adalah alat
mereka menguasai dunia. 7 millenium items, 7 raja duelist, 5 Aeons hanya ada 1
yang terkuat dari semua Aeons dan hanya ada 1 raja dari semua raja duelist,
semua ditentukan dalam pertarungan besar Yugioh World Championship league. Hanya
tim terkuat yang bisa ikut pertandingan mempertaruhkan kebanggaan seorang
duelist.
Semua
kisah kita berawal dari sini.
Chapter
1 – Beginning of Duelist
“Wuah
pagi yang cerah!”
Namaku
Yura Maison, panggil aku Yura, aku tinggal di Analog Domino City, kota terbesar
di dunia. Oh iya, aku seorang duelist, tandanya? Aku selalu membawa duel-gear. Duel
gear adalah kotak deck milik duelist yang bisa digunakan sebagai duel-disk saat
pertarungan duelist. Di Analog Domino City Yugioh amat berkembang, Yugioh World
Championship League pertempuran raja duelist berlangsung di kota ini. Tahun ini
kompetisi dimulai lagi, aku dan timku tim Rune akan berpartisipasi. Impianku
adalah mengalahkan raja saat ini dengan mengalahkan para duelist, membawa timku
ke puncak kemenangan di Duelist Colloseum. Pertandingan dimulai dengan babak
seleksi, tim yang kuat mengalahkan tim yang lebih lemah, mengumpulkan star
level tiap tim memiliki level, tim baru seperti kami memulai dengan level 3.
Tim level tertinggi dan terkuat yang boleh mengikuti pertarungan para raja
duelist dengan tim lain. Hari ini aku akan bertemu tim ku dan memulai seleksi. Dan...
“Gubrak”
seseorang menabrakku.
“Ugh!
Kamu kenapa?” tanyaku.
“Simpan
ini baik-baik! Waktuku tidak banyak.”
Orang
asing berjubah hitam itu memberikan sebuah kotak misterius, dan...
“Astaga!”
“Aaaargh..!”
Orang
asing itu terbakar oleh api berwarna hitam dan menjadi debu. Dari kejauhan aku
mendengar banyak derap kaki, tampaknya mereka mencari orang asing tadi. Aku
harus bersembunyi.
“Kemana
orang itu! Cepat sekali menghilangnya. Ayo cari ke tempat lain.”
Mereka
tim Shadow. Ada perlu apa mereka dengan orang asing itu? Padahal tim Shadow
adalah salah satu dari 7 tim raja duelist. Pemimpin mereka adalah raja duelist
kegelapan. Pasti ada sesuatu, apapun itu aku harus segera ke tempat tim ku.
Bakal gawat kalau aku tidak ikut pertarungan timku di seleksi awal.
Aku
melewati jalan memotong yang sering aku lalui sampai di tempat teman-temanku,
“Huff!!
Akhirnya sampai juga.” Napasku tersengal.
“Hey,
Yura! Akhirnya kau sampai juga. Sekarang kita bisa mulai pertandingannya.”
Itu Esperro,
teman satu timku. Dia duelist yang cukup kuat. Dia pemilik deck tipe-Psychic
monster. Hari ini kami akan melakukan babak seleksi awal melawan tim Knight.
Selain Esperro kami punya anggota lain di tim Rune, Eliza. Gadis cantik seorang
putri dari kerajaan yang aku tidak ketahui namanya. Dia memakai deck monster
yang lucu-lucu, tapi dia juga duelist yang kuat. Dia juga sudah datang.
Sekarang saatnya kami mulai, tapi bukan mereka yang akan bertanding. Aku akan
mewakili tim ini bertanding.
“Aku
Yura! Dari tim Rune level 3, kami siap bertanding!”
“Aku
Arthur! Dari tim Knight level 4, kami juga siap!”
“Jadi
kalia..an sudah siap! Pertandingan resmi tim Rune melawan tim Knight! Aku J,
pemimpin pertandingan! Tipe pertandingan level 1, pertaruhan 1 star level! Tim
Rune giliran awal karena level lebih rendah. Field set-up. Let’s duel begin!”
,itu
suara judge pertandingan resmi yang selalu datang setiap pertandingan resmi.
Tim
kami dapat giliran pertama, dan aku yang akan bertanding.
“Giliran
ku! Draw!”
Enam
kartu ditanganku, 2 monster dan 4 spell. Deck ku adalah deck spellcaster, deck
ku ini kudapat dari pamanku lalu kumodifikasi agar lebih kuat.
“
Main phase. Aku normal summon Skilled Dark Magician. Aku aktifkan kartu dari
tangan Wonder Wand. Equip ke Skilled Dark Magician. ATK bertambah 500, kekuatan
Skilled Dark Magician 1900 menjadi 2400, dan menambahkan 1 spell counter. Bila
aku memiliki 2 spell counter aku bisa memanggil Dark Magician dari deck, hand
atau graveyard. Aku set 2 kartu spell/trap zone. Giliranku selesai.” Kartu
tertutup ku adalah Forbidden Lance dan Mystical Space Typhoon. Jadi giliran
berikutnya aku bisa memanggil Dark Magician.
“Draw!
Tampaknya kamu akan memanggil Dark Magician. Normal summon Noble Knight Gawayn.
Aktifkan kartu Axe of Despair, kekuatan Noble Knight Gawayn ATK naik 1000 dari
1900 menjadi 2900. Battle phase, serangan ke Skilled Dark Magician. Kau tidak
boleh memanggil Dark Magician!”
“Tunggu!”
“Saat
Noble Knight Gawayn menyerang, aku aktifkan Mystical Space Typhoon! Hancurkan
Axe of Despair. Kekuatan Noble Knight Gawayn kembali seperti semula. Skilled
Dark Magician mendapat tambahan 1 spell counter”
“Apa?
Sial. Aktifkan effect Axe of Despair, korbankan Noble Knight Gawayn dan
mengembalikan Axe of Despair ke atas deck. Sedikit saja aku hampir terkena
jebakanmu. Main phase 2, aku set 2 kartu di spell/trap zone. End turn.”
“Giliranku.
Draw.” Aku pasti bisa mengalahkannya.
“Main
phase. Aktifkan effect Skilled Dark Magician. Korbankan Skilled Dark Magician,
special summon Dark Magician dari deck. Dan ..”
“Tunggu!
Saat kamu special summon Dark Magician, aku aktifkan Bottomless Trap Hole,
monster dengan ATK diatas 1500 hancur dan dikirim ke banished zone.”
Arthur
merespon summon ku.
“Belum!
Aku aktifkan kartu tertutup, Forbidden Lance. Kekuatan Dark Magician turun 800
ATK, dari 2500 menjadi 1700. Tapi giliran ini kebal terhadap spell/trap.”
“Sial.
Masih tidak bisa menghancurkan Dark Magician.” Keluhnya.
Sekarang
saatnya. “Serangan langsung, Dark Magician.”
Life
point Arthur berkurang, 8000 menjadi 6300. “Main phase 2, set 1 kartu di
spell/trap zone. End turn.”
Giliran
Arthur.
“Draw!
Main phase, normal summon Rescue Rabbit. Aktifkan effect Rescue Rabbit,
korbankan Rescue Rabbit ke banished zone. Special summon 2 normal summon level
4 ke bawah dengan nama yang sama. Aku memanggil 2 Noble Knight Artorigus dari
deck.”
“Xyz
summon King of Noble Knight Artorigus. Aktifkan Axe of Despair dari tangan.
Equip ke King of Noble Knight Artorigus, kekuatan King of Noble Knight Artorigus
naik dari 2000 menjadi 3000.”
“
Battle phase, serang Dark magician!”
Ugh.
Life points ku berkurang sedikit dari 8000 menjadi 7500. Di tangan ku hanya ada
Breaker, The Magical Warrior. Dan Arthur memiliki monster kuat dengan ATK 3000.
Apa aku harus menyerah begitu saja?
“Terlalu
cepat untuk menyerah!” ah, ada suara seseorang dalam pikiran ku.
“Siapa
kau?” tanya ku dalam hati. “Aku dalam dirimu, Aku disini, Bebaskan aku!”
Kotak
yang diberikan orang asing tadi terbuka dan memancarkan cahaya yang terasa
hangat. Di sana ada pecahan puzzle sebuah pyramid mesir,
“Satukan
puzzle nya, bebaskan aku, dan aku akan memberimu pengetahuan yang membawamu
pada kemenangan.”
Seolah
sebuah jawaban atas pertanyaanku, apa yang harus kulakukan? Aku harus menang dalam
pertandingan ini. Tapi aku terjebak dalam pikiranku sendiri.
(next
to chapter 2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar