Chapter
2 The Aeons
“Apa
yang dilakukan Yura? Eliza, tim kita bisa kalah. Jika dia hanya diam saja.”
“Kita
hanya bisa menontonnya Esperro, sabarlah.”
Apa
yang harus kulakukan, teman-temanku menungguku.
“Tunggu
apa lagi, Yura?”
Suara
itu memanggilku lagi, baiklah aku akan menyusun puzzle ini mungkin aku akan
menemukan jawaban.
“Astaga?
Benda apa ini?”
Aku
berhasil menyusun puzzle itu dan ternyata sebuah pyramid mesir yang memancarkan
cahaya terang, tidak terlalu terang, ugh.
Tiba-tiba
sesosok manusia berpakaian aneh seperti bukan ras manusia bumi ada di depanku,
dan dimana aku? Aku diantara banyak labirin yang membingungkan. Dan siapa dia?
“Aku
adalah Ultima. Salah satu Aeons, penguasa dunia. Kau berhasil menyatukan puzzle
of millenium, menjadi millenium pendant.”
Dia
membaca pikiranku.
“Kau
bisa baca pikiranku?” tanyaku.
“Wahahaha,
tentu saja. Ini dalam pikiranmu. Kita terhubung dalam satu ruang pikiran dan
jiwamu.”
“Kamu
adalah herald, Aeon-herald. Wakilku di dunia ini, kau berhak untuk mendapatkan
kekuatan untuk menguasai dunia ini. Biarkan aku membatumu dalam pertarungan
pertamamu ini.”
“Bagaimana
caranya?” tanyaku lagi.
“Mari
kita satukan jiwa dan pikiran. Pejamkan matamu.”
“Baik.”
Aku mengikuti perintahnya.
“Sekarang
buka matamu, Kita bersatu!”
“AEON....
HI-...BRY...D!”
Aku
merasakan sebagian tubuhku dirambati kekuatan seiring dengan kekuatan itu aku
merasa sebagian tubuhku menjadi tubuh orang itu, muncul simbol dan bentuk yanga
sama dengan orang itu. Mata kiriku melihat pemandangan yang berbeda mungkin
penglihatan orang itu.
Kondisi
seperti semula, Arthur ada di depanku. Disana ada Esperro dan Eliza. Dan..
Aku
ada dalam pikiranmu.
(nb: untuk seterusnya penggabungan Aeon dan Herald-nya dinamakan Hi-Bryd, ditandai percakapan dalam pikiran dengan tulisan miring adalah alter-ego(Aeon) yang menjadi pendamping karakter.)
Ya.
Dan ada Ultima dalam pikiranku, entah apapun dia.
Aku
AEON, namaku Ultima. Mengapa aku harus mengulanginya?
Yeah,
baiklah yang jelas aku harus meneruskan duel nya.
“Hey,
Yura! Giliranku sudah. Kini giliranmu.” Arthur mengingatkanku.
LP
Arthur : 6300 v LP Yura : 7500
“Baik.
Draw!”
Kartu
apa ini? Spellbook of Secrets?
Itu
kekuatanku dan deck mu sudah berevolsi dengan bersatunya kekuatanku dengan dirimu memberikan pengetahuan tanpa batas.
“Aktifkan
spell card, Spellbook of Secrets!”
“Aku
bisa mencari satu kartu Spellbook lain dari deck ku!”
Kartu
apa yang harus kupilih?
Saat
kau sedang mencari kartunya pelajarilah deck itu, deck Spellbook deck dengan
pengetahuan terhebat sepanjang masa.
Aku
pilih ini Spellbook of Power!
Pilihan
yang bagus. Memang itu yang kubutuhkan saat ini.
“Aku
ambil Spellbook of Power!”
“Aktifkan
kartu dari tangan. Heavy Storm! Hancurkan semua spell/trap di arena.”
“Apa!”
Arthur terkejut.
“Aku
Summon Breaker,The Magical Warrior. ATK 1600 saat dipanggil ke arena secara
biasa ia mendapat 1 spell counter. Bila memiliki spell counter ATK Breaker, The
Magical Warrior naik 300 menjadi 1900.”
“Kekuatan
Artorigus masih lebih tinggi.” Jawabnya.
“Sekali
lagi, aktifkan spell card. Spellbook of Power! ATK monster Spellcaster naik
1000 pada giliran ini. Aku memilih Breaker, The Magical Warrior. ATK menjadi
2900. Serang Artorigus!”
”Tidak!”
LP
(Life Points) Arthur berkurang 900 menjadi 5400.
“Karena
monster yang terkena effect Spellbook of Power menghancurkan monster lawan aku
bisa mengambil 1 Spellbook dari deck. Aku memilih Spellbook of Power lagi. Dan
End Turn.”
Kini
giliran Arthur.
“Giliranku.
Draw!”
“Aktifkan
spell card, Hidden Armory. Aku ambil Axe of Despair. Dan End turn.”
Arena
Arthur kosong. Tapi LP nya masih 5400. Bagaimana cara mengalahkannya?
“Giliranku.
Draw.”
Kartu
yang kuambil Foolish Burial. Apa yang harus kulakukan?
Gunakanlah
kekuatanku Yura, kekuatan pengetahuan Spellbook bukan hanya pada Spell card nya
saja. Spellbook terhubung dengan monster kuat yang menjadi penjaganya.
Spellbook
dilindungi kekuatan 22 Arcana Major, bila kamu berhasil memakainya kemenangan
ada di tanganmu. Untuk mengalahkan orang itu gunakan kekuatan Arcana Major XV-The
Devil.
Benar
sekali Ultima. Aku melihat salah satu kartu yang bisa membuatku menang kali
ini.
“Aku
akan menang kali ini, Arthur!”
“Bagaimana
mungkin? Aku masih memiliki sisa 5400 LP masih mampu melayani pertarunganmu.”
Jawabnya.
Tapi
aku yakin dengan kartuku.
“Aktifkan
spell card. Spellbook of Power. ATK Breaker, The Magical Warrior naik lagi
menjadi 2900.”
“Masih
jauh, Yura!” seru Arthur.
“Masih
belum. Aktifkan spell card lagi. Foolish Burial.”
“Aku
mengirim Prophecy Destroyer! Ke graveyard.”
“Eliza,
kartu-kartu itu belum pernah dipakai Yura sebelumnya darimana ia
mendapatkannya?” tanya Esperro.
“Aku
juga tidak tahu darimana saja dia hari ini?” jawab Eliza.
Apa
yang Eliza dan Esperro bicarakan?
Konsentrasi
pada duel mu Yura!
Baik.
Sekarang saatnya kita akhiri ini.
“Aktifkan
effect Prophecy destroyer dari Graveyard.”
“Cost!
Dengan mengirim 3 spellbook spell card dari graveyardku ke banished zone. Aku
bisa special summon Prophecy Destroyer!”
“Bangkitlah
kekuatan sihir tertinggi Arcana XV-The Devil! Prophecy Destroyer ATK 2500!”
“Kau
serius! Mustahil itu bisa terjadi.” teriak Arthur.
“Breaker,
The Magical Warrior dan Prophecy Destroyer serangan langsung ke player!”
“Tidaaak!”
Arthur berteriak.
Arthur
terkapar tak sadarkan diri, damage yang diterimanya terlalu besar. Berkurangnya
LP juga berpengaruh dengan stamina duelist jadi pertarungan antar duelist bukan
main-main saja. Kehabisan LP mengakibatkan kehabisan stamina, meskipun tidak
mengakibatkan luka fisik yang terbuka.
LP
Arthur berkurang 5400 menjadi 0. Aku memenangkan tim kami untuk pertama
kalinya.
Arthur
LP: 5400 (-5400) -> 0, Yura LP: 7500
“Direct
Attack! Life points Arthur 0. Yura dan tim Rune memenangkan pertandingan! Tim
Knight turun level 3, Tim Rune naik level 4. Pertandingan selesai. Sampai
jumpa!”
teriak
Judge, dan segera dia menghilang dari tempat pertandingan setelah mengumumkan
kemenangan tim kami.
“Aku
menang Esperro! Eliza!”
Aku
berhasil Ultima.
Ya.
Dan kamu masih perlu terus berlatih. Nanti aku akan membantumu menjadi yang
terkuat.
Aku
melihat Ultima sudah berdiri di hadapanku, penyatuan kami telah selesai. Dan
hanya aku yang dapat melihatnya.
“Esperro
lihat di web World Dueling Center siapa lawan kita di pertandingan berikutnya?”
tanya Eliza.
“Benar
juga, aku lihat dulu di Duelist-pad ku dulu.” Jawab Esperro.
Kemudian
tiba-tiba Esperro tampak tidak senang. Lalu dia menjawab pertanyaan Eliza.
“Lawan
kita berikutnya, tim Dragon.”
Tim
Dragon mustahil, finalis tahun lalu mana mungkin masuk babak penyisihan untuk melawan
tim level 4. Paling tidak peserta YWCL (Yugioh World Champion League)
setidaknya level 7 ke atas. Dan finalis tentu memiliki level di atas 10. Tapi
kenapa di babak awal sudah melawan tim sekuat tim Dragon.
“Mustahil,
tim Dragon kan finalis tahun lalu tentu levelnya tinggi bagaimana mungkin?”
“Tim
Dragon ini level 3, menurut profil di Dueling Center tim mereka kalah di final
karena secara tiba-tiba semua anggota tim mengundurkan diri dan bergabung
dengan tim lain dan hanya menyisakan ketuanya saja.” Jawab Esperro.
“Karena
ada perubahan jumlah anggota di luar masa penyisihan, tidak diperbolehkan maka
tim Dragon didiskualifikasi dan harus merelakan gelar raja dari para raja
duelist. Dan kali ini ketuanya mendaftarkan diri sebagai tim dengan hanya 1
anggota, Shizou Dragonlord, ketua dan satu-satunya anggota tim Dragon level 3.”
Jelasnya.
“Pertandingan
berikutnya adalah pertandingan yang berat.” Jawabku.
Aku
melihat kecemasan di wajah Esperro dan Eliza. Lawan kami berikutnya adalah
lawan yang diluar dugaan kami semua. Tapi pertemuanku dengan Ultima adalah
sebuah awal yang baik, kekuatan pengetahuannya adalah kekuatanku untuk melawan
semua duelist kuat termasuk tim Dragon. Aku yakin perjalanan kami mencapai YWCL
bukan hanya sampai disini saja. Pertandingan berikutnya kami siap!..
(Next
to Ch.3)
Di
tempat lain, di salah satu sisi Analog Domino City, hujan turun dengan deras.
Tampak seorang duelist berdiri di hadapan duelist lain yang terkapar tidak
berdaya di tengah hujan deras itu.
“Wekeke,
aku mendapatkan mu kembali, Red-eyes Darkness Metal Dragon.”
“Alexander,
kau meremehkanku. Dengan menitipkan nagaku yang paling setia pada duelist lemah
agar aku sulit menemukannya. Dimanapun kalian berada, wahai para nagaku yang
setia aku akan menemukan kalian, apa pun caranya.”
“Benar
begitu, Altima?”
“Wakakakakkakakaa.....!”